Senin, Februari 09, 2009

Kontroversi Putusan Wasit di Musim 2008-09


Kabar bagus bagi Chelsea. Wakil kapten dan gelandang andalan Frank Lampard bakal bebas dari hukuman otomatis larangan bertanding sebanyak tiga partai terkait kartu merah yang diterimanya di laga Super Sunday melawan Liverpool, Minggu (1/2) lalu. Wasit Mike Riley, pengadil di partai big-match tersebut, mengakui kekeliruannya yang menganggap Lampard melakukan tackling berbahaya terhadap gelandang The Reds, Xabi Alonso di menit ke-60. Alhasil, dengan pengakuan Riley, Komisi Disiplin FA tinggal mengetuk palu menganulir putusan tersebut.

Blunder Riley di Anfield Stadium menambah daftar panjang putusan para wasit di persepakbolaan Inggris sepanjang musim ini yang dianggap kontroversial. Sejauh ini, ada enam putusan para pengadil yang boleh dibilang paling menyita perhatian publik. Dua di antaranya terjadi di kompetisi championship, setingkat di bawah premiership. Berikut uraiannya.

Stuart Attwell dan Nigel Bannister
Watford vs Reading, 20 September 2008
Keputusan yang diambil Stuart Attwell, wasit Liga Premier temuda sepanjang sejarah, berusia 25 tahun saat diangkat pada Juni 2008 lalu, barangkali menjadi putusan yang paling kontroversial dan blunder terburuk sepanjang sejarah. Pada laga yang berlangsung di Vicarage Road dan berkesudahan imbang 2-2 itu, Attwell mensahkan gol bagi Reading yang terjadi lewat bunuh diri gelandang The Hornets, John Eustace, padahal bola belum melewati garis gawang. Bahkan, bola diklaim masih berada empat yards di dalam lapangan. Attwell bisa saja berkilah putusannya itu disebabkan sinyal yang diberikan asistennya, hakim garis Nigel Bannister. Gol tersebut dikenal dengan sebutan “ghost goal” atau “phantom goal”.

Rob Styles
Manchester United vs Bolton Wanderers, 27 September 2008
Styles, wasit asal Hamsphire berusia 44 tahun ini termasuk wasit top di Liga Premier. Namun, akibat sejumlah putusan kontroversialnya di sejumlah pertandingan, kapabilitas Styles diragukan. Bahkan, sejumlah pihak meminta Styles ‘gantung peluit’ seusai keputusan kartu merah yang dikeluarkannya kepada Habib Beye di laga Newcastle United vs Manchester City, Senin (20/10) lalu dianulir FA.
Namun, keputusan Styles di Old Trafford saat MU menjamu Bolton sebulan sebelumnya yang paling membuat pemirsa sepakbola mengernyitkan dahi. Ketika skor masih imbang 0-0, di menit ke-60, Styles menunjuk titik putih penalti ketika bintang MU Cristiano Ronaldo ditackle Jlloyd Samuel di kotak terlarang. Padahal, tackling Samuel tergolong bersih. MU pun memimpin 1-0 dan akhirnya unggul 2-0. Beberapa hari kemudian Styles mengakui kesalahannya.

Alan Wiley
Stoke City vs Everton, 14 September 2008
Alan Wiley meminta maaf kepada David Moyes setelah kekeliruannya yang enggan memberikan hadiah tendangan penalti kepada Everton di laga lawan Stoke City. Wiley, 48 tahun, menolak menunjuk titik putih—meskipun ia telah mendapat advis dari hakim garis, Leon Cort—ketika Leon Cort menyentuh bola dengan tangannya di kotak penalti. Wiley menganggap Cort berada di luar kotak 16 meter. Tayang yulang menunjukkan hal sebaliknya. Seusai laga Wiley pun bergegas menghubungi Moyes untuk menyampaikan permintaan maafnya.

Stuart Attwell
Derby County vs Nottingham Forest, 2 November 2008
Setelah menjadi pusat perhatian karena ‘phantom goal’-nya, Atwell kembali disorot terkait kinerjanya saat menjadi pengaduil di laga antara Derby County versus Nottingham Forest yang berkesudahan imbang 1-1. Ketika itu, Atwell menganulir dua gol yang dilesakkan anak-anak Derby di injury time. Kali pertama, Atwell menganulir gol sundulan Miles Addison. Atwell justru menunjuk titik putih alias penalti bagi Derby (satu peluang yang akhirnya gagal dikonversi menjadi gol) karena menganggap sebelumnya pemain Forest hand-ball. Manakala dua menit kemudian Addison kembali menyundul bola masuk ke dalam gawang Forest, Atwell juga membatalkannya. Kali ini, argumen yang diusung Atwell, telah terjadi pelanggaran sebelum bola masuk gawang.

Mike Jones
West Bromwich Albion v Blackburn Rovers, 1 November 2008
Sejumlah keputusan kontroversial yang dibuat Mike Jones saat laga di Hawthorns memicu kemarahan dua manajer tim, Tony Mowbray (WBA) dan Paul Ince (ketika itu masih menjadi manajer Rovers). Dalam konferensi pers sesuai pertandingan, Mowbray dengan geram mempertanyakan keputusan Jones yang menghadiahkan penalti bagi Rovers setelah menganggap Ryan Donk, palang pintu WBA, menarik kaos striker Rovers, Jason Robert ketika laga baru berlangsung 13 menit. Di lain pihak, Ince tak kalah berangnya dengan penilaian Jones yang menganggap Benni McCarthy melakukan tackling berbahaya. Satu aksi yang diganjar Jones kartu kuning kedua alias kartu merah. Pernyataan Ince mendapat dukungan dari Mowbray.

Rob Styles
West Bromwich Albion vs Manchester United, 27 January 2009
Pukulan kedua bagi Styles. Keputusannya mengeluarkan kartu merah langsung kepada kapten WBA, Paul Robinson, yang melanggar gelandang MU, Park Ji-Sung, di menit ke-40, kembali dianulir FA. Konsekuensinya, Styles secara tidak langsung mendapat sentilan dari manajer WBA, Tony Mowbray. Dalam benak Mowbray, wasit Liga Premier terkesan memihak para pemain bintang dan tak peduli dengan pemain ‘anak bawang’ seperti The Baggies.

0 komentar:

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP